SELAMAT DATANG

Selasa, 29 Oktober 2013

Proses Morfologis#

Pengertian Proses Morfologis
    Proses morfologis dapat dikatakan sebagai proses pembentukan kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem  yang lain yang merupakan bentuk dasar (Cahyono, 1995: 145). Dalam proses morfologis ini terdapat tiga proses yaitu: pengafiksan, pengulangan atau reduplikasi, dan pemajemukan atau penggabungan.
1.    Pengafiksan
        Bentuk (atau morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata disebut afiks atau imbuhan (Alwi dkk., 2003: 31). Pengertian lain proses pembubuhan imbuhan pada suatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata (Cahyono, 1995:145). Contoh:
1.    Berbaju
2.    Menemukan
3.    Ditemukan
4.    Jawaban.
    Bila dilihat pada contoh, berdasarkan letak morfem terikat dengan morfem bebas pembubuhan dapat dibagi menjadi empat, yaitu pembubuhan depan (prefiks), pembubuhan tengah (infiks), pembubuhan akhir (sufiks), dan pembubuhan terbelah (konfiks).
2.    Reduplikasi
a.    Pengertian
    Reduplikasi (kata ulang) adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian, maupun dengan perubahan bunyi. (Chaer,1994:182).Setiap reduplikasi memiliki satuan yang diulang. Satuan yang diulang itu disebut bentuk dasar. Tetapi tidak semua reduplikasi dapat ditentukan bentuk dasarnya.


b.    Jenis-jenis reduplikasi yaitu :
    Redupikasi Fonologis
    Berlangsung terhadap dasar yang bukan akar/ terhadap bentuk yang statusnya lebih tingi akan menghasilkan makna leksikal bukan makna glamatikal.
Contoh :
•    Mondar mandir
•    Luntang lantung
    Reduplikasi sintaksis
    Adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar menghasilkan satuan bahasa statusnya lebih tinggi dari pada sebuah kata.
Contoh :
•    Suaminya benar-benar jantan
•    Kata beliau tenang-tenang jangan panik
•    Mereka-mereka memang sengaja tidak diundang
•    Kita-kita ini memang termasuk orang yang tidak setuju dengan beliau
•    Besok- besok kamu boleh datang kesini
    Reduplikasi semantik
    Adalah pengulangan “Makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim.
Contoh :
Alim Ulama Gelap Gulita
Tua Renta Segar Bugar
    Reduplikasi Morfologis
    Ada tiga macam yaitu
•    Pengulangan utuh yaitu bentuk dasar diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik dari akar itu.
    Contoh :
    Meja-meja
    Kuning-kuning
•    Pengulangan sebagaian yaitu diulang dari bentuk dasarnya hanya salah satu suku katanya saya.
    Contoh :
    Leluhur
    Lelaki
•    Pengulangan dengan perubahan bunyi yaitu bentuk dasarnya diulang tetapi disertai dengan perubahan bunyi. Perubahannya biasa vokal atau konsonan.
    Contoh :
    Bolak – balik
    Kelap – kelip
•    Pengulangan dengan infik maksudnya sebuah akar diulang tetapi diberi infiks pada unsur ulangnya.
Contoh :
    Turun temurun
    Tali temali


3.    Pemajemukan

a.    Pengertian Kata Majemuk

    Kata majemuk ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan erat sekali dan menunjuk atau menimbulkan satu pengetian baru. Dalam bahasa Indonesia selanjutnya kata majemuk disebut juga bentuk senyawa atau susunan senyawa (kompositum).
    Contoh :
    mata sapi arti baru     : telor ceplok (bahasa Jawa)
            matahari arti baru     : bola gas raksasa yang terbit di sebelah timur dan tenggelam di                           sebelah barat
    sapu tangan arti baru     : selembar kain untuk lap muka.

b.    Macam-macam Kata Majemuk

1.    Kata majemuk berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, dengan melihat kesenyawaan unsur-unsur yang bergabung, kata majemuk dikelompokkan menjadi beberapa golongan :
a.     Kata majemuk bersifat endosentris
        Kata majemuk endosentris adalah kata majemuk yang salah satu unsurnya menjadi inti dari gabungan, kata kata di dalam kata majemuk tersebut. Kata majemuk endosentris menghasilkan/mengandung satu ide sebagai akibat gabungan unsur     didalamnya.
    Contoh :
   sapu tangan            intinya                 sapu
   matahari           intinya                  mata
   orang tua           intinya                 orang
    meja hijau           intinya                 meja.

    Karena salah satu unsurnya merupakan inti dari golongan kata dalam kata majemuk tersebut maka ide yang dihasilkan oleh hasil-hasil gabungan unsur tersebut juga satu.
Misalnya :
Sapu tangan     : memiliki satu konsep tentang suatu benda tertentu
Matahari : mewakili satu konsep tentang suatu benda tertentu.
    Hal tersebut berbeda dengan bentuk kata majemuk yang bersifat eksosentris. Coba bandingkan dengan laki-bini, hilir-mudik, lalu-lalang, tua-muda, dll.

        b.   Kata majemuk bersifat eksosentris
    Kata majemuk eksosentris adalah kata majemuk yang gabungan unsur-unsurnya tidak memiliki unsur inti.Salah satu unsure kata majemuk eksosentris bukan merupakan unsure inti dari gabungan kedua kata yang ada didalamnya. Masing-masing unsur memiliki kedudukan kuat sebagai unsur inti.Karena masing-masing unsurnya bersama-sama sebagai inti maka dalam kata majemuk eksosentris muncul dua ide.
    Contoh :
             laki bini        :  intinya pada laki atau bini
             tua muda        :  intinya pada tua atau muda
             hilir mudik    :  intinya pada hilir atau mudik
             pulang pergi    :  intinya pada pulang atau pergi
             hancur lebur    :  intinya pada hancur atau lebur
              naik turun    :  intinya pada naik atau turun.
            Masing-masing unsure tidak menjadi inti atas gabungan kedua unsurnya melainkan berdiri sendiri sebagai inti. Dengan demikian unsure yang satu tidak menerangkan unsure yang lain. Sebagai akibatnya gagasan yang muncul dari bentuk eksosentris bukan satau melainkan dua.
    Contoh :
Kata majemuk    Gagasan yang muncul
laki bini
tua muda
hilir mudik    laki (suami) dan bini (istri)
yang tua dan yang muda
yang menuju ke hilir dan yang ke udik

2.    Kata majemuk Berdasarkan Arti

    Berdasarkan “arti”   Prof.Dr. Slamet Muljana (dalam Yasin: 158) menyebutkan bahwa Kata Majemuk dikelompokkan menjadi :
    a.       Kata majemuk wajar ialah kata majemuk yang artinya merupakan kias.
              Contoh :
               indah permai            muram durja
               yatim piatu            kamar mandi

    b.      Kata majemuk kiasan ialah kata majemuk yang merupakan kias,
             Contoh :
             panjang tangan        tebal muka
             besar kepala        besar mulut

3.    Kata majemuk berdasarkan susunannya
    Menurut Prof.Dr. Slamet Muljana (dalam yasin:158), berdasarkan susunannya kata majemuk digolong-golongkan menjadi :
a.    Kata majemuk berangkaian
    Kata majemuk berangkaian ialah kata majemuk yang unsur-unsurnya tidak salinag menguasai dan tidak saling menerangkan. Makna kata-katanya sama atau berlawanan.
Susunannya terdiri atas :
1.       Kata benda+kata benda.
       Contoh :
        laki bini        kaki tangan        sandang pangan
        ibu bapa        kawan lawan        dunia akhirat
2.        Kata keadaan+kata keadaan
          Contoh :
        tinggi rendah                    sunyi sepi        panjang pendek
         panas dingin                    baik buruk        riang gembira
        nuka duka            bulat bundar        rindu dendam
3.      Kata kerja+kata kerja.
              Contoh :
         naik turun            ulang alik        pulang pergi
         timbil tenggelam        hilir mudik        keluar masuk
         sepak terjang        tumpang tindih

b.    Kata majemuk berlengkapan
    ialah kata majemuk yang unsur satunya menerangkan atau melengkapi unsure lain.
Susunannya terdiri atas :
a.      kata benda + kata benda
      contoh :
              air mata        jari kelingking            surat kawat
      ibu jari        batu api                           anak sungai
b.       kata benda + kata keadaan
     contoh :
      tanah lapang        hari raya            raja muda
      bini muda        besi tua                        besi berani
      jalan raya        piring terbang            orang tua
c.       kata benda + kata kerja
      Contoh :
      kursi goyang        kamar mandi        rumah makan
      kamar tidur        lampu duduk        tiang gantung
d.      kata keadaan + kata keadaan
     Contoh :
      putih bersih        merah tua        merah muda
      kurus kering        hijau muda        penuh sesak
      tua renta        basah kuyup        pahit getir
e.     kata keadaan + kata benda
     Contoh :
      keras hati        ringan tangan        panjang tangan
      tinggi hati        lapang dada        panjang lidah
      besar kepala        besar mulut        sesak dada
f.      kata keadaan (warna) + kata benda
      Contoh :
      kuning langsat      biru laut        lesu darah
      hijau daun        naik darah        merah jambu
      biru laut        merah delima        hijau botol
g.      kata kerja + kata benda
      contoh :
      angkat kaki        angkat topi        tepuk dada
      banting stir        makan angin        gigit jari
      cuci tangan         lepas tangan
h.      kata kerja + kata keadaan
        contoh :
      omong kosong              jalan belakang                 jual mahal
i.      bentuk lain + kata bilangan
              contoh :
      celaka tiga belas            langkah seribu
      dua sejoli                tujuh turunan

4. Kata Majemuk berdasarkan sifat dan strukturnya.
    Berdasarkan sifat dan strukturnya, Drs. Gorys Keraf mengelompokkan kata majemuk menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
a.    Kata Majemuk Dwandwa.
Ialah kata majemuk yang struktur unsur-unsurnya sederajat atau setara. Kedua unsurnya berupa kata-kata yang berlawanan maupun bersamaan arti. Karena kedua unsurnya sederajat maka kata majemuk dwandwa bersifat ekosentris. Kata majemuk dwandwa disebut juga kata majemuk setara/sederajat atau kompositum kompulatif.Berdasarkan kesenyawaan unsur-unsurnya, kata majemuk dwndwa dibedakan atas empat golongan seperti di bawah ini:
    Kata majemuk setara sejalan.
Contoh:
Hancur lebur        pahit getir
Lemah gemulai        cantik molek
Indah permai        kurus kering
Tulus ikhlas        kaum kerabat
Sepak terjang        susah payah
Sunyi senyap        duka nestapa
Riang gembira        hati sanubari
Cerah ceria        tegur sapa
Kecil mungil        belas kasih
Kering kerontang    lemah lembut

    Kata majemuk setara berdampingan.
Contoh:
Kampung halaman    nenek moyang
Kaki tangan        tanah air
Ibu bapa        tikar bantal
Rumah tangga        panjang lebar
Air mata        mata air
Batu api        batu apung
Ibu jari            jari kelingking
    Kata majemuk berlawanan.
Contoh:
Laba rugi            lahir batin
Besar kecil            laki bini
Pulang pergi                    siang malam
Tua muda            bolak balik
Kurang lebih                    ulang alik
Panas dingin                    lawan kawan
Naik turun            luar dalam

    Kata majemuk setara berpilihan.
Contoh:
Satu dua        dua tiga        empat lima

b.     Kata majemuk tatpurusa.
Kata majemuk tatpurusa ialah kata majemuk yang bagian kedua dari unsur-unsurnya memberi penjelasan pada bagian pertama. Kata majemuk tatpurusa bersifat endosentris.Berbeda dengan dwandwa yang struktur unsur-unsurnya setara. Kata majemuk tatpurusa memiliki unsur-unsur yang bertingkat. Unsur yang satu menerangkan unsur yang lain. Unsur kedua terdiri dari kata benda/kata kerja.Kata majemuk tatpurusa disebut juga kata majemuk bertingkat/kata majemuk subordinatif atau kompositum determinatif.Berdasarkan hubungan antar unsur-unsurnya kata majemuk bertingkat dibedakan atas beberapa bentuk sebagai berikut:
1.    Hubungan kualitatif
  Kata pada arus kedua merupakan sifat/keadaan dari kata arus pertama.
  Contoh:
        Air terjun        jangka pendek        guru besar
        Gunung berapi        angin sepoi        jangka panjang
2.     Hubungan kuantitatif.
    Kata pada ruas pertama dan ruas kedua berhubungan sebagai bagian keseluruhan.
    Contoh:
    Setengah mati        setengah gila        separo harga
    Setengah jalan        seperempat jam                seperempat final

   
3.    Hubungan perbandingan.
    Kata ruas pertama dibandingkan dengan kata pada ruas kedua.
    Contoh:
    Biru laut        merah jambu        kuning langsat
    Bulat telur        hijau daun        merah delima

4.     Hubungan limitatif.
    Kata pada ruas kedua membatasi pengertian ruas pertama.
    Contoh:
    Keras kepala        panjang tangan      sama kaki
    Naik darah        tinggi hati        besar hati
               
5.    Hubungan timbal balik
    Kata pada ruas kedua menerangkan ruas pertama atau sebaliknya.
    Contoh:
    uang hangus        daerah kabupaten    harta pustaka
    uang hangus        rumah tinggal

6.    Hubungan sangkut paut
    Kata pada ruas pertama dan kedua masing-masing menyatakan benda berdiri sendiri yang     merupakan hubungan sangkut paut tertentu.
   Contoh:
   a.  Merupakan sangkut paut asal (dari)
        Batu kali        air mata        minyak bumi
   b. Merupakan sangkut paut alat (mempergunakan)
       Radio listrik        setrika listrik         kereta api
   c. Merupakan sangkut paut (di)
       Cacing tanah         cacing perut        angkatan laut
   d. Merupakan sangkut paut penghasil (menghasilkan)
       Mata air        kelenjar ludah        gigi bis
    e. Merupakan sangkut paut bahan (dari bahan)
       rumah batu        sepatu karet        tas kulit


c.        Kata majemuk karmadharaya
Kata majemuk karmadhaya ialah kata majemuk yang unsur kedua menjelaskan unsur pertama. Unsur keduanya itu merupakan kata sifat. Kata majemuk karmadhaya bersifat endosentris.
Contoh:
Rumah tua        rumah besar        hari besar
Darah dingin        darah panas         hari baik

d.          Kata majemuk bahuvrihi
Kata majemuk bahuvrihi ialah kata majemuk dawandwa atau tatpurusa tetapi berfungsi untuk menjelaskan satu kata benda lain.
Contoh:
    bumiputra     maharaja    purbakala

c.    Penulisan kata majemuk
Penulisan kata majemuk dilakukan dengan memperhatikan dua hal sebagai berikut:
a.    Kata majemuk yang sudah senyawa benar ditulis serangkai.
       Contoh: purbakala        mahasiswa        matahari
                    saputangan        pancasila        bagaimana
         b. Kata majemuk yang kesenyawaannya agak kurang ditulis terpisah dengan memberikan garis pemisah atau tidak.
Contoh: ibu – bapa        kaya – raya
    anak – tangga        hilir – mudik

    Sebenarnya penulisan kata majemuk menjadi lebih baik jika ditulis serangkai. Hal itu untuk membantu kita agar secara eksplisit dapat membedakan antara frase biasa dengan kata majemuk. Namun perlu disadari bahwa penulisan majemuk dengan cara tersebut mempunyai kelemahan juga. Sebagai contoh, seandainya suatu bentuk majemuk terdiri atas lebih dari dua kata tentu sulit merangkainya.
Misalnya:
        Pasar malam amal
        Uang dana bantuan korban banjir
Kedua bentuk majemuk seperti di atas itu tidak mungkin ditulis serangkai seperti dibawah ini:   
        Pasarmalamamal
        Uangdanabantuankorbanbanjir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar